Epilog
Menjelang bulan Desember,
saat itu memasuki periode di mana musim akan memasuki musim dingin.
Karena hari-hari berlalu dengan sibuk, ini adalah salah satu insiden yang tidak penting dan sepele di tengah-tengah kesibukan.
Sewaktu menghabiskan waktu bersantai di apartemen, Shino melihat lemari yang setengah terbuka.
"Hei, lemari ini tidak ditutup dengan benar, jadi bisakah aku menutupnya?
Apakah kamu sedang mencoba melakukan sesuatu atau semacamnya?"
"Eh? Aah, aku lupa menutupnya."
"Ya ampun, sebaiknya kamu menutupnya dengan benar. ... Hmm?"
"Ada apa?"
"Ada sesuatu dengan bungkus yang cantik... Aku ingin tahu apa ini..."
Sandai tersenyum melihat benda yang dipungut Shino dengan rasa ingin tahu. Benda yang terbungkus itu adalah hadiah Natal untuk Shino.
Dia tidak bisa berkata, 'Aku akan memberikannya, jadi tidak masalah jika diberikan sekarang. Hal semacam ini memiliki makna karena akan diberikan pada hari yang bersangkutan.
Sandai merebut hadiah Natal dari Shino dengan panik dan segera menyembunyikannya di balik punggungnya.
"Bukan apa-apa kok!"
"Hei..."
"Ugh, tidak berarti tidak!"
"... Apakah ini sesuatu yang harus kamu sembunyikan mati-matian? Dilihat dari bungkusnya, itu bukan sesuatu yang aneh, bukan?"
"Tidak sekarang. Tidak untuk saat ini..." Sandai berkata sambil menunduk, hanya untuk Shino yang meletakkan jari telunjuknya di dagu dan memiringkan kepalanya.
Dengan intuisi yang cukup tajam pada saat-saat seperti ini, Shino tersenyum gembira, dan tampaknya ia telah sampai pada kesimpulan yang benar secara cepat.
"Untuk saat ini... begitu. Hmmm."
"Kamu mungkin penasaran, tapi lupakan saja hal ini. Apa pun yang kamu katakan atau yang kamu lakukan terhadapku, ini adalah satu-satunya hal yang tidak akan aku serahkan sekarang."
"Tentu."
"Heh...?" Sandai mengeluarkan suara aneh pada Shino yang tiba-tiba saja menjadi masuk akal.
Sebagai jawabannya, "Aku tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi aku akan menantikannya sampai Natal." Pacar gyaru-nya yang sangat imut, mengedipkan mata dengan menjulurkan ujung lidahnya.
Karena hari-hari berlalu dengan sibuk, ini adalah salah satu insiden yang tidak penting dan sepele di tengah-tengah kesibukan.
Sewaktu menghabiskan waktu bersantai di apartemen, Shino melihat lemari yang setengah terbuka.
"Hei, lemari ini tidak ditutup dengan benar, jadi bisakah aku menutupnya?
Apakah kamu sedang mencoba melakukan sesuatu atau semacamnya?"
"Eh? Aah, aku lupa menutupnya."
"Ya ampun, sebaiknya kamu menutupnya dengan benar. ... Hmm?"
"Ada apa?"
"Ada sesuatu dengan bungkus yang cantik... Aku ingin tahu apa ini..."
Sandai tersenyum melihat benda yang dipungut Shino dengan rasa ingin tahu. Benda yang terbungkus itu adalah hadiah Natal untuk Shino.
Dia tidak bisa berkata, 'Aku akan memberikannya, jadi tidak masalah jika diberikan sekarang. Hal semacam ini memiliki makna karena akan diberikan pada hari yang bersangkutan.
Sandai merebut hadiah Natal dari Shino dengan panik dan segera menyembunyikannya di balik punggungnya.
"Bukan apa-apa kok!"
"Hei..."
"Ugh, tidak berarti tidak!"
"... Apakah ini sesuatu yang harus kamu sembunyikan mati-matian? Dilihat dari bungkusnya, itu bukan sesuatu yang aneh, bukan?"
"Tidak sekarang. Tidak untuk saat ini..." Sandai berkata sambil menunduk, hanya untuk Shino yang meletakkan jari telunjuknya di dagu dan memiringkan kepalanya.
Dengan intuisi yang cukup tajam pada saat-saat seperti ini, Shino tersenyum gembira, dan tampaknya ia telah sampai pada kesimpulan yang benar secara cepat.
"Untuk saat ini... begitu. Hmmm."
"Kamu mungkin penasaran, tapi lupakan saja hal ini. Apa pun yang kamu katakan atau yang kamu lakukan terhadapku, ini adalah satu-satunya hal yang tidak akan aku serahkan sekarang."
"Tentu."
"Heh...?" Sandai mengeluarkan suara aneh pada Shino yang tiba-tiba saja menjadi masuk akal.
Sebagai jawabannya, "Aku tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi aku akan menantikannya sampai Natal." Pacar gyaru-nya yang sangat imut, mengedipkan mata dengan menjulurkan ujung lidahnya.
